Dengan gulungan benang-benang kata, kita 'kan merajut makna.

Sabtu, 01 April 2017

Badai Pasti Berlalu





Sebagaimana bergulirnya waktu dalam sehari, tak hanya ada waktu pagi. Namun, ada juga siang dan sore yang silih berganti.
 
Selayaknya sebuah roda, tidak selamanya ia berada dalam posisi yang sama. Di atas saja, ataupun di bawah saja. Tentu ia akan berpindah posisi sesuai putarannya, tiga ratus enam puluh derajat.
Semisal air yang direbus, tak selamanya bagian atas dari air tersebut berdiam pada posisinya. Akan tiba masanya, bagian bawah berpindah posisi sebab kalor yang berkonduksi.
Serupa langit, tak selamanya langit kelam bermuram muka dengan awan hitam dan menetes air hujan. Ada saatnya ia tersenyum melukiskan pelangi.
Sepertihalnya langit malam, tak selamanya ia gelap. Ada waktunya dia akan bercahanya berhias sinar bulan, bermahkotakan taburan bintang.
Begitu juga dalam kehidupan kita, kawan. Tak selayaknya kita tenggelam dalam penyesalan, terpuruk karena kegagalan, meratap sebab musibah.
Akan tiba masanya, semua kabut itu tertiup angin kebahagiaan. Badai kesedihan sirna berubah kegembiraan.
Ketahuilah, Kawanku.
Kesedihan, keputus asaan, kekecewaan yang kaualami tak akan selamanya melekat padamu. Percayalah, ia akan segera berakhir seriring bergulirnya waktu.
Maka yang harus kaulakukan adalah bersabar dan terus dekatkan diri pada-Nya. Percayalah, Kawan. Semua beban yang kaupikul sudah sesuai dengan takaran kemampuan yang kaupunya.
Tak ada beban, tanpa bahu kuat yang siap memikulnya.
Tak ada beban, tanpa lengan kuat yang siap menjinjingnya.
Tak ada beban, tanpa ada kepala yang siap menyangganya.
Karena, “Allah tak akan membebani seseorang, kecuali sesuai kadar kemampuan yang dimilikinya.” 
(Surat Al Baqarah, ayat 286)



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Blog

GoresanPena Kehidupan. Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Penulis

Foto saya
Aku bukan sesiapa. Hanya segores nama biasa. Mencoba 'tuk suratkan makna.

Pengikut