Sebagaimana bergulirnya waktu dalam sehari,
tak hanya ada waktu pagi. Namun, ada juga siang dan sore yang silih berganti.
Selayaknya sebuah roda, tidak selamanya ia
berada dalam posisi yang sama. Di atas saja, ataupun di bawah saja. Tentu ia
akan berpindah posisi sesuai putarannya, tiga ratus enam puluh derajat.
Semisal air yang direbus, tak selamanya
bagian atas dari air tersebut berdiam pada posisinya. Akan tiba masanya, bagian
bawah berpindah posisi sebab kalor yang berkonduksi.
Serupa langit, tak selamanya langit kelam
bermuram muka dengan awan hitam dan menetes air hujan. Ada saatnya ia tersenyum
melukiskan pelangi.
Sepertihalnya langit malam, tak selamanya
ia gelap. Ada waktunya dia akan bercahanya berhias sinar bulan, bermahkotakan
taburan bintang.
Begitu juga dalam kehidupan kita, kawan.
Tak selayaknya kita tenggelam dalam penyesalan, terpuruk karena kegagalan,
meratap sebab musibah.
Akan tiba masanya, semua kabut itu tertiup
angin kebahagiaan. Badai kesedihan sirna berubah kegembiraan.
Ketahuilah, Kawanku.
Kesedihan, keputus asaan, kekecewaan yang
kaualami tak akan selamanya melekat padamu. Percayalah, ia akan segera berakhir
seriring bergulirnya waktu.
Maka yang harus kaulakukan adalah bersabar
dan terus dekatkan diri pada-Nya. Percayalah, Kawan. Semua beban yang kaupikul
sudah sesuai dengan takaran kemampuan yang kaupunya.
Tak ada beban, tanpa bahu kuat yang siap
memikulnya.
Tak ada beban, tanpa lengan kuat yang siap
menjinjingnya.
Tak ada beban, tanpa ada kepala yang siap
menyangganya.
Karena, “Allah tak akan membebani
seseorang, kecuali sesuai kadar kemampuan yang dimilikinya.”
(Surat Al Baqarah, ayat 286)
(Surat Al Baqarah, ayat 286)
0 komentar:
Posting Komentar