Dengan gulungan benang-benang kata, kita 'kan merajut makna.

Selasa, 01 Agustus 2017

Dunia ini, Bagaikan Air Asin

Dunia ini, adalah tempat kita hidup. Menanam benih- benih kebaikan, agar kiranya di akhirat nanti kita punya bukti di hadapan Yang Kuasa untuk bisa termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlash; yang hanya beribadah dan menyembah pada-Nya serta tidak menyekutukan Dia dengan suatu apa pun.

Bukankah tujuan diciptakannya jin dan manusia hanyalah untuk beribadah serta tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun?

Allah berfirman dalam salah satu ayat di lembaran kitab suci-Nya,
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku."
(Quran Surat Adz Dzariyat ayat 56)

Maka, hendaklah itu selalu diingat dalam setiap langkah hidup kita. Setiap hembusan nafas dan denyut nadi.

Jika diibaratkan sebagai seorang musafir, seringlah kita dengar bahwa dunia hanyalah 'tempat mampir minum' yang hanya digunakan untuk beristirahat dan menghilangkan kelelahan serta dahaga yang kita alami selama melakukan perjalanan.

Namun, terkadang ada orang yang terlena dengan gemerlapnya dunia. Menganggapnya sebagai tempat tujuan terakhir. Hingga ia lupa bahwa akhirat lah sebenar-benar tempat kembali.

Direngkuhlah dunia dengan kedua tangannya. Namun, itu masih kurang. Dia merasa harus memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Begitulah tabiat manusia; selalu merasa kurang, meski tangan telah penuh dengan apa yang diinginkan.

Begitu pula dunia ini, selalu menjadikan manusia merasa kurang dan kurang. Tiada kata cukup untuk menyudahi apa yang manusia lakukan.
"Ad-dunyaa, kalmaail maalih. Kullamaz daadat minhu syaroban, izdaadat athosyan.
Dunia itu, seperti air asin. Semakin banyak kita meminumnya, maka kita akan semakin merasa haus," begitulah yang disebutkan dalam salah satu pepatah Arab.

Memang benar, manusia tak akan merasa cukup atas apa yang dimilikinya di dunia. Jika manusia telah mendapatkan satu hal, maka dia akan menginginkan hal lain yang lebih besar dari apa yang didapatkan sebelumnya.

Padahal, dia tidak menyadari bahwa semakin dia menginginkan sesuatu yang lain dari dunia ini, maka dia akan semakin merasa kurang. Sepertihalnya kehausan karena meminum air yang asin. 

Maka, marilah kita kembali mengingat tujuan penciptaan kita. Dan janganlah terlena atas gemerlapnya dunia ini.

***

Salatiga, 02 Agustus 2017
#TeruslahMenjadiPembelajar

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Blog

GoresanPena Kehidupan. Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Penulis

Foto saya
Aku bukan sesiapa. Hanya segores nama biasa. Mencoba 'tuk suratkan makna.

Pengikut