"Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil
cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara
cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini,
dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka
nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji."
(Kutipan buku Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A Fillah)
(Kutipan buku Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A Fillah)
Ukhuwah; satu kata yang unik. Mengikat
hati-hati yang berbeda, merangkulnya dalam satu kesatuan, menaunginya dalam
teduhnya kebersamaan. Namun, kebersamaan itu pula bukanlah kebersamaan semu.
Karena, di dalamnya kita saling mengenal, saling memahami, saling berbagi,
saling membantu serta saling melengkapi satu sama lain.
Dalam ukhuwah ini, kita bersama merajut
benang-benang kekerabatan. Mengikat erat
hubungan persaudaraan dalam jiwa. Memang, benang-benang ukhuwah ini tak dapat
diindra. Namun sangat kuat dirasa dalam jiwa.
Dalam ukhuwah ini, tak ada yang berbeda.
Semua kita adalah sama. Berdiri di atas bumi pijakan yang sama rata. Menunduk
hadapkan wajah ke kiblat yang sama. Bersujud, menghamba kepada Allah Yang Esa.
Dan tak lupa, berjuang di jalan yang sama;
berusaha menggapai ridho-Nya.
Genggamlah erat tangan-tangan saudaramu.
Karena, akan lebih nyaman jika kita melangkah bersama.
Semoga, Allah selalu meneguhkan hati kita
dalam memegang erat agama-Nya. Dan memberi kekuatan kaki-kaki kita untuk teguh
menapaki jalanan kehidupan yang telah digariskan oleh-Nya.
Dalam dekapan ukhuwah, ikatan kita tak
hanya diucap dengan kata-kata. Islam telah mengatur bagaimana ikatan ukhuwah
yang sesungguhnya.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama,
setiap muslim adalah saudara. Maka, sudah selayaknya kita saling membantu;
meringankan beban yang dipikul oleh saudara kita. Bukankah begitu yang telah
Rasulullah contohkan?
Laksana sebuah bangunan yang saling
mengokohkan, begitulah yang Rasulullah gambarkan tentang ukhuwah yang
sesungguhnya.
Rasulullah bersabda,
“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya)
bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
(Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Nah, sebagaimana bagian-bagian sebuah
bangunan maka hendaknya kita selalu bersatu dan saling menguatkan satu sama
lain. Janganlah berpecah belah, karena umat ini akan kuat jika senantiasa
bersatu.
Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah juga
menggambarkan persaudaraan antar muslim bagaikan sebuah tubuh yang saling
berhubungan antar anggota tubuhnya
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal
saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika
salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya
dengan senantiasa berjaga dan merasakan demam.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim)
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim)
Sebagaimana yang kita ketahui, jika salah
satu bagian tubuh kita merasa sakit, maka bagian tubuh kita yang lain juga akan
ikut merasakan sakit. Bahkan, kita tak bisa tidur karena salah satu bagian
tubuh yang sakit itu.
Nah, saat ini banyak saudara muslim kita
yang sedang tertindas, teraniaya, dan tersakiti. Lalu, tidakkah kita ikut
merasa sakit karena penderitaan mereka?
Pastilah kita semua merasakannya.
Apakah yang akan kita lakukan?
Lakukanlah apapun semampu kita untuk
membantu meringankan beban mereka. Setidaknya,
berdoalah agar Allah segera meringankan beban hidup yang sedang mereka
rasakan. Berdoalah tanpa sepengetahuan mereka. Karena, malaikat akan mendoakan
dirinya.
“Tidak ada seorang muslim pun yang
mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya,
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim No. 4912)
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim No. 4912)
Marilah kita mulai belajar. Bagaimana
merajut benang-benang ukhuwah menjadi rajutan indah penuh makna.
Ukhuwah ini ada bukanlah untuk sekadar
hiasan kata pemanis ucapan antar sesama muslim. Ukhuwah ini ada dalam bentuk
nyata. Merasuk dalam aliran darah dan detak nadi kita.
Semoga, ukhuwah ini membimbing kita meraih
ridho-Nya hingga mengantarkan kita dalam naungan nikmat surga-Nya.
***
Ahmad Yusuf Abdurrohman
#TeruslahMenjadiPembelajar
0 komentar:
Posting Komentar